tag:blogger.com,1999:blog-67560324204502753272024-03-13T06:53:52.902-07:00Cerpen BagusYusuf Agung Pratamahttp://www.blogger.com/profile/12728402380782922997noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-6756032420450275327.post-1366490415478183342011-09-30T21:05:00.001-07:002011-09-30T21:05:41.858-07:00Jus Jeruk<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span>Ibu Nana adalah orang yang sangat baik, dia sudah menjanda karena suaminya telah meninggal. Setiap hari Jumat Ibu Nana selalu ke makam suaminya dengan seorang supir yang sudah lama bekerja dengannya, “Pak, ayo berangkat ke tempat biasa”, kata Ibu Nana, “Iya Bu,..” Jawab supirnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span>Setelah pulang, Ibu Nana langsung makan bersama pembantunya yang sudah tua, karena di rumah hanya ada Ibu Nana, pembantunya, dan satpam yang berjaga di depan rumah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span>Ibu Nana orangnya sangat kaya, karena mempunyai perusahaan yang besar. Keesokan harinya ada seorang anak pengemis yang meminta-minta di depan rumahnya, “Pak…. tolong…. Saya belum makan dari tadi malam….” Seru pengemis itu. “Tidak ada makanan di sini, sana pergi jauh-jauh dari sini!” Jawab satpam yang berjaga. Tiba-tiba Ibu Nana dating, “Ada apa ini?” Tanya Ibu Nana “Tuh…..Nyonya….ada pengemis yang minta makan”. “Nama kamu siapa nak?” Tanya Ibu Nana. “Nama saya Feri, bu…” jawab seorang pengemis itu. “Feri…, tunggu di sini ya…” kata Ibu Nana. Lalu Ibu Nana masuk ke dalam rumah, dan mengambil segelas jus jeruk dan uang dalam amplop. “Ini…, kamu pasti haus, saya tidak punya makanan, karena sudah habis…. Jadi, kamu beli sendiri saja ya…” kata Ibu Nana. “Iya, terimakasih” jawab pengemis itu sambil mengambil amplop dan jus jeruk itu, lalu dia minum dan pergi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span>Lima tahun kemudian, perusahaan Ibu Nana bangkrut, dan semua pegawainya menuntut upahnya ke Ibu Nana. Ibu Nana langsung menjual semua harta bendanya untuk menutupi hutang-hutangnya. Setelah itu, Ibu Nana hidup dalam kesusahan dan dia selalu berdo’a kepada Tuhan. “Ya Allah… tolong cabut semua penderitaan ini…” do’a Ibu Nana sambil memeluk kuburan suaminya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span>Dua puluh tahun kemudian Ibu Nana sakit keras dan dia dibawa oleh warga sekitar ke rumah sakit. Di rumah sakit dia bingung kepada seorang dokter yang sangat baik kepadanya. Setelah dua puluh hari di opname Ibu Nana akhirnya bisa pulang kerumah, tapi dia bingung untuk membayar semua biayanya. Waktu dia mau membayar, Ibu Nana sangat terkejut karena ternyata sudah luas semua biaya rumah sakitnya. “Terima kasih ya Allah……” katanya. Kemudian Ibu Nana bertanya kepada pegawai rumah sakit itu “Mba, siapa yang telah melunasi semua biaya saya?” kemudian pegawai rumah sakit itu menjawab “Dokter Feri”. Ibu Nana bingung sekali. Tiba-tiba dari belakang seorang dokter </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">datang</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> sambil membawa segelas jus jeruk. “Saya yang telah melunasinya” kata dokter itu. “Kamu siapa?” Tanya Ibu Nana. “Nama saya Feri, bu…” jawab dokter itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span>Ibu Nana langsung kaget ternyata dia adalah orang yang dua puluh lima tahun lalu Ibu Nana tolong, Ibu Nana ingat karena jus jeruk yang dokter Feri berikan itu. Lalu Ibu Nana diminta dokter Feri untuk tinggal bersamanya, lalu Ibu Nana mau tinggal bersama dokter Feri selamanya.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Karya : Yusuf Agung Pratama</span></div>Yusuf Agung Pratamahttp://www.blogger.com/profile/12728402380782922997noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6756032420450275327.post-54660880795831962852011-08-12T21:57:00.000-07:002011-08-12T21:57:29.163-07:00TENGGELAM <br />
<div lang="en-US" style="margin-bottom: 0in;"> </div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span lang="en-US"> </span><span style="font-size: small;"><span lang="en-US">Waktu aku berumur 8 tahun, dan hari itu tepat hari libur sekolah aku diajak oleh Bapakku untuk pergi ke rumah saudaraku yang berada di desa Sumingkir kecamatan Kedung Banteng kabupaten Tegal</span></span><span style="font-size: small;">, Jawa Tengah.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Ayo! Mau ikut atau tidak?” tanya Ayahku.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Iya, aku mau ikut” jawabku.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Di perjalanan yang sangat lama, aku sampai mengantuk dan hampir tidur. Sesampainya di rumah saudaraku, aku langsung diajak oleh saudaraku pergi ke sungai yang dekat dengan rumah saudaraku.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Ayo, kita main di sungai”, ajak saudaraku yang bernama Imam.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Iya, nanti tunggu dulu”, Jawabku.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Lalu aku meminta izin kepada ayahku untuk pergi ke sungai, dan tiba-tiba saudaraku yang bernama Adi datang.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Hey, mau ke sungai yah... aku ikut ya..., tapi tunggu sebentar, aku mau meminta izin dulu.” Kata Adi tergesa-gesa.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Lalu Adi pergi ke ayahnya untuk minta izin ke sungai. Setelah Adi meminta izin, kami bertiga pergi ke sungai bersama-sama dengan jalan kaki. Kami bertiga mengambi jalan pintas melewati pekarangan dan sawah-sawah yang saat itu banyak ditanami tebu. Di perjalanan kami selalu berbincang-bincang tentang sekolah kami.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Sesampainya di sungai tujuan kami, aku bingung dan bertanya kepada saudaraku yang bernama Imam.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Kita ke sungai mau ngapain?”</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Kita kesini tuh.. mau mandi” jawabnya.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Tanpa ragu-ragu kami bertiga langsung menceburkan diri kesungai yang saat itu arus di situ tidak terlalu deras.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Aku tidak bisa berenang!” </span>kataku ketakutan.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"> “Tenang, nanti aku ajarkan cara berenang.” Kata Imam.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"> Waktu aku sedang belajar berenang, arus sungai menjadi deras dan aku yang saat itu berada di tengah sungai pun terbawa oleh arus sungai disitu.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"> “Tolong!” teriakku.</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Lalu kedua saudaraku langsung panik dan menolongku dengan berenang mengikuti arus, lalu kakiku di pegang oleh mereka agar tidak terbawa arus, dan aku langsung di berdirikan oleh mereka berdua dan aku di bawa ke tepi sungai itu.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Kamu tidak apa-apa kan?” tanya Adi</span><span style="font-size: small;"><span lang="en-US">.</span></span></div><div align="JUSTIFY" lang="en-US" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Aku tidak apa-apa tapi tadi aku menelan banyak air sungai ini.” Jawabku dengan sedikit batuk.</span></div><div align="JUSTIFY" lang="en-US" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> Aku sangat bersyukur bisa selamat dari maut, karena di sungai itu telah banyak menelan korban yang tidak bersalah.</span></div><div align="JUSTIFY" lang="en-US" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"> “Ayo kita pulang saja!” kata Adi.</span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US"> Kemudian kami bertiga pulang ke rumah saudaraku yang bernama Imam dengan baju yang basah kuyup. Kami pulang lewat jalan yang sama agar tidak dilihat banyak orang. Untung kemarin aku pernah meninggalkan baju bersih di rumah nenekku, jadi aku bisa ganti pakaian di rumah nenekku yang rumahnya sangat dekat dengan rumah saudaraku itu. Waktu aku ganti pakaian aku sekalian mandi di rumahnenekku. Kemudian, setelah ganti baju, aku dengan ayahku berpamitan dengan saudaraku dan aku pulang dengan ayahku dengan menggunakan motor.</span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: small;"><span lang="en-US">Di perjalanan pulang, aku sangat takut akan dimarahi oleh ayahku tentang kejadian tadi di sungai.</span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US"> Sesampainya di rumahku, aku langsung menceritakan kejadian tadi di sungai</span></span><span style="font-size: small;"><span lang="en-US"> kepada ayahku, aku merasa takut akan dimarahi, tapi ternyata ayahku malah tertawa.</span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: small;"><span lang="en-US">“Kamunya sih yang ikut-ikutan mandi di sungai. Harusnya Imam sama Adi mandi di Sungai, kamu jangan ikut-ikutan karena kamu tidak bisa berenang, tapi kalau mereka sih sudah bisa berenang dan kamu juga tidak tahu kapan arus sungai menjadi deras dan kapan arus sungai tenang. Untung kamu selamat karena ini musim kemarau jadi arusnya tidak deras sekali.”kata ayah menasehatiku.</span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US"> Aku</span></span><span style="font-size: small;"><span lang="en-US"> hanya bisa terdiam dan merenung. Setelah kejadian yang menimpaku tadi, aku menjadi kapok untuk mandi di sungai lagi dan jika pergi ke sungai. Paling-paling hanya mancing ikan.</span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US">Karya </span></span><span style="font-size: small;"><span lang="en-US">: Yusuf Agung P.</span></span></div>Yusuf Agung Pratamahttp://www.blogger.com/profile/12728402380782922997noreply@blogger.com0